Gambar dibawah adalah terminal
kota Siborong-borong. Ditempat ini, seluruh kendaraan umum melaporkan
aktivitasnya , baik untuk Siborong-borong dan sekitarnya, maupun kendaraan umum
yang sekedar melintas dari kota ini.
Tempat ini setiap hari memang
tidak terlalu ramai dikunjungi kendaraan yang keluar masuk, tetapi setiap hari
geliatnya selalu ada. Berbeda dengan saat pasar tradisional sedang berlangsung,
maka kegiatan di terminal ini akan sangat padat.
Mengenang kampung halaman tak
pernah ada bosannya. Banyak hal yang dapat dijadikan bahan saat bercerita
tentangnya. Tidak ada alasan bagi siapapun, untuk tidak memuji kampung halaman,
tempat dia lahir dan tumbuh berkembang. Kampung halaman selalu menjadi yang
terbaik dari setiap kampung yang ada di muka bumi ini.
Siborong-borong memang bukan
tanah tempat aku dilahirkan, bukan pula tempat aku dibesarkan. Tetapi
Siborong-borong tak mungkin bisa terlepas dari riwayat hidupku. Aku adalah anak
keturunan Suku Batak Toba, yang berasal dari kota Siborong-borong. Dari kota
ini kemudian kami menyebar dan dapat ditemukan di seluruh pelosok Nusantara.
Seperti kota-kota lain di pelosok
nusantara, Siborong-borong juga punya penganan khusus yang dikenal dengan nama
"Ombus-ombus. Penganan ini menjadi "icon" Kota Siborong-borong,
dan terkenal sampai manca negara, sebagai salah satu dari ragam kuliner yang
ada di Kota Siborong-borong. Tidak lengkap rasanya, jika berkunjung ke
Siborong-borong tidak membawa Ombus-ombus sebagai buah tangan.
Menjadi pertanyaan bagi saya,
bagaimana Ombus-ombus itu tampak sangat panas saat berada di tangan penjual,
namun sesaat setelah sampai ditangan kita, Ombus-ombus segera menjadi dingin
dan keras, seiring dengan berlalunya penjual dari hadapan kita. Hingga kini,
aku belum mendapatkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan itu ...
hehehehehehehe
Masyarakat Kota Siborong-borong
sudah seharusnya bangga, walaupun tergolong kecil, kota mereka memiliki bandar
udara bertaraf internasional. Sebelum mengalami perbaikan, Bandara Silangit
hanya bisa didarati pesawat berbadan kecil. Tetapi lihatlah sekarang, pesawat
berbadan besarpun telah mendarat di Bandar Udara Internasional Silangit .
Setelah mengalami perbaikan
diberbagai sudut, lalu landas pacu Bandara Silangit diperpanjang menjadi 2650
meter, kemudian dilengkapi pula berbagai fasilitas pendukung, maka pada hari
Jumat 24 Nov 2017 Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo berkenan
meresmikannya, menjadi Bandara Internasional Silangit. Sejak saat itu Bandar
Udara Silangit, resmi dioperasikan dan digunakan untuk penerbangan secara
internasional.
Memiliki bandar udara bertaraf
internasional, membuat Kota Siborong-borong semakin dikenal di dunia
internasional. Semakin banyak orang yang datang dan pergi melalui Bandara
Internasional Silangit, baik sebagai perantau maupun sebagi turis. Sebagai
turis mancanegara maupun turis domestik.
Setiap orang yang menggunakan
jasa penerbangan menuju Daerah Wisata Danau Toba, akan lebih efektif jika
mendarat di Bandara Silangit daripada di Bandara Kualanamu Medan. Disamping
lebih dekat, para wisatawan mendapat suguhan langsung panorama yang indah, saat
mendarat dan juga selama perjalanan dari Bandara Silangit menuju berbagai
tempat wisata di sekitar Danau Toba.
Sejak Bandar Udara Internasional
Silangit diresmikan penggunaannya, kota Siborong-borong berubah menjadi kota
yang lebih hidup. Seperti bandara Silangit semula sangat langka kegiatan, kini
tampak lebih sibuk apalagi Bandara Silangit telah menjadi pintu masuk
menuju berbagai daerah tujuan wisata disekitar Danau Toba, dan daerah
wisata lain di Tapanuli dan sekitarnya.
Keunikan lain dari
Siborong-borong adalah, tumbuhan semak yang tumbuh secara liar dihutan pinggir
Kota Siborong-borong. Masyarakat sekitar menyebut tumbuhan ini dengan nama
Harimonting atau Lau-lau. Tumbuhan yang bernama Latin Rhodomyrtus
Tomentosa ini, hanya dapat ditemukan di hutan sekitar Siborong-borong,
dan di beberapa tempat sekitar Dataran Tinggi Toba.
Buahnya yang sangat manis,
membuat setiap orang yang pernah kesini akan mencari lagi tumbuhan ini, setiap
mereka memiliki kesempatan untuk datang atau kembali ke kota ini. Hal ini
menjadi salah satu alasan untuk selalu mengingat kota ini. Tumbuhan
Harimonting, pasti akan mengingatkan setiap warga perantau, dan akan menjadi
kenangan saat mereka belum punya kesempatan untuk pulang ke Siborong-borong.
Siborong-borong juga memiliki
pacuan kuda, yang juga menjadi salah satu alasan lain bagi masyarakatnya untuk
bangga. Di kota ini sering diselenggarakan turnamen balap kuda, sebagai ajang
adu ketangkasan atas kuda yang dimiliki masyarakat. Peserta pada lomba balap
kuda di Siborong-borong ini, juga datang dari luar kota, bahkan dari luar
pulau.
Penduduk kota ini sudah cukup
majemuk. Selain suku Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Angkola, diketahui
Suku Minangkabau juga sudah cukup lama tinggal dan hidup di kota ini.
Masyarakat kota ini hidup berdampingan dengan menjungjung tinggi nilai
toleransi atas perbedaan diantara mereka.
Disamping agama Kristen, penduduk
Siborong-borong juga memeluk Katolik dan Islam. Kalaupun ada, pemeluk agama
tradisional tidaklah terlalu banyak populasinya.
Demikian sekilas cerita tentang
kota Siborong-borong ... !
SALAM GEMILANG