Sabtu, 15 September 2018

SIBORONG-BORONG KOTA KECIL DI BUKIT BARISAN



Gambar dibawah adalah terminal kota Siborong-borong. Ditempat ini, seluruh kendaraan umum melaporkan aktivitasnya , baik untuk Siborong-borong dan sekitarnya, maupun kendaraan umum yang sekedar melintas dari kota ini.

Tempat ini setiap hari memang tidak terlalu ramai dikunjungi kendaraan yang keluar masuk, tetapi setiap hari geliatnya selalu ada. Berbeda dengan saat pasar tradisional sedang berlangsung, maka kegiatan di terminal ini akan sangat padat.

Mengenang kampung halaman tak pernah ada bosannya. Banyak hal yang dapat dijadikan bahan saat bercerita tentangnya. Tidak ada alasan bagi siapapun, untuk tidak memuji kampung halaman, tempat dia lahir dan tumbuh berkembang. Kampung halaman selalu menjadi yang terbaik dari setiap kampung yang ada di muka bumi ini.

Siborong-borong memang bukan tanah tempat aku dilahirkan, bukan pula tempat aku dibesarkan. Tetapi Siborong-borong tak mungkin bisa terlepas dari riwayat hidupku. Aku adalah anak keturunan Suku Batak Toba, yang berasal dari kota Siborong-borong. Dari kota ini kemudian kami menyebar dan dapat ditemukan di seluruh pelosok Nusantara.


Seperti kota-kota lain di pelosok nusantara, Siborong-borong juga punya penganan khusus yang dikenal dengan nama "Ombus-ombus. Penganan ini menjadi "icon" Kota Siborong-borong, dan terkenal sampai manca negara, sebagai salah satu dari ragam kuliner yang ada di Kota Siborong-borong. Tidak lengkap rasanya, jika berkunjung ke Siborong-borong tidak membawa Ombus-ombus sebagai buah tangan.

Menjadi pertanyaan bagi saya, bagaimana Ombus-ombus itu tampak sangat panas saat berada di tangan penjual, namun sesaat setelah sampai ditangan kita, Ombus-ombus segera menjadi dingin dan keras, seiring dengan berlalunya penjual dari hadapan kita. Hingga kini, aku belum mendapatkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan itu ... hehehehehehehe


Masyarakat Kota Siborong-borong sudah seharusnya bangga, walaupun tergolong kecil, kota mereka memiliki bandar udara bertaraf internasional. Sebelum mengalami perbaikan, Bandara Silangit hanya bisa didarati pesawat berbadan kecil. Tetapi lihatlah sekarang, pesawat berbadan besarpun telah mendarat di Bandar Udara Internasional Silangit .



Setelah mengalami perbaikan diberbagai sudut, lalu landas pacu Bandara Silangit diperpanjang menjadi 2650 meter, kemudian dilengkapi pula berbagai fasilitas pendukung, maka pada hari Jumat 24 Nov 2017 Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo berkenan meresmikannya, menjadi Bandara Internasional Silangit. Sejak saat itu Bandar Udara Silangit, resmi dioperasikan dan digunakan untuk penerbangan secara internasional.


Memiliki bandar udara bertaraf internasional, membuat Kota Siborong-borong semakin dikenal di dunia internasional. Semakin banyak orang yang datang dan pergi melalui Bandara Internasional Silangit, baik sebagai perantau maupun sebagi turis. Sebagai turis mancanegara maupun turis domestik.

Setiap orang yang menggunakan jasa penerbangan menuju Daerah Wisata Danau Toba, akan lebih efektif jika mendarat di Bandara Silangit daripada di Bandara Kualanamu Medan. Disamping lebih dekat, para wisatawan mendapat suguhan langsung panorama yang indah, saat mendarat dan juga selama perjalanan dari Bandara Silangit menuju berbagai tempat wisata di sekitar Danau Toba.

Sejak Bandar Udara Internasional Silangit diresmikan penggunaannya, kota Siborong-borong berubah menjadi kota yang lebih hidup. Seperti bandara Silangit semula sangat langka kegiatan, kini tampak lebih sibuk apalagi Bandara Silangit telah menjadi pintu masuk  menuju berbagai daerah tujuan wisata disekitar Danau Toba, dan daerah wisata lain di Tapanuli dan sekitarnya.


Keunikan lain dari Siborong-borong adalah, tumbuhan semak yang tumbuh secara liar dihutan pinggir Kota Siborong-borong. Masyarakat sekitar menyebut tumbuhan ini dengan nama Harimonting atau Lau-lau. Tumbuhan yang bernama Latin Rhodomyrtus Tomentosa ini, hanya dapat ditemukan di hutan sekitar Siborong-borong, dan di beberapa tempat sekitar Dataran Tinggi Toba.

Buahnya yang sangat manis, membuat setiap orang yang pernah kesini akan mencari lagi tumbuhan ini, setiap mereka memiliki kesempatan untuk datang atau kembali ke kota ini. Hal ini menjadi salah satu alasan untuk selalu mengingat kota ini. Tumbuhan Harimonting, pasti akan mengingatkan setiap warga perantau, dan akan menjadi kenangan saat mereka belum punya kesempatan untuk pulang ke Siborong-borong.


Siborong-borong juga memiliki pacuan kuda, yang juga menjadi salah satu alasan lain bagi masyarakatnya untuk bangga. Di kota ini sering diselenggarakan turnamen balap kuda, sebagai ajang adu ketangkasan atas kuda yang dimiliki masyarakat. Peserta pada lomba balap kuda di Siborong-borong ini, juga datang dari luar kota, bahkan dari luar pulau.


Penduduk kota ini sudah cukup majemuk. Selain suku Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Angkola, diketahui Suku Minangkabau juga sudah cukup lama tinggal dan hidup di kota ini. Masyarakat kota ini hidup berdampingan dengan menjungjung tinggi nilai toleransi atas perbedaan diantara mereka.

Disamping agama Kristen, penduduk Siborong-borong juga memeluk Katolik dan Islam. Kalaupun ada, pemeluk agama tradisional tidaklah terlalu banyak populasinya.
Demikian sekilas cerita tentang kota Siborong-borong ... !

SALAM GEMILANG

Jumat, 14 September 2018

MEMBANGUN RELASI ANTARA KEPENTINGAN DAN KEPERCAYAAN


Membangun relasi yang didasari saling percaya, tentu saja tidak semudah yang kita kira. Butuh pengorbanan, sampai akhirnya kemudian relasi saling percaya itu bisa berdiri dengan tegak. Bahkan untuk sebuah kepercayaan, seseorang bersedia berkorban lebih dari hal yang biasa. Hanya untuk mendapatkan sebuah kepercayaan.

Relasi yang dibangun atas dasar saling percaya, maka hampir semua urusan akan berjalan dengan lancar, mulus dan lurus. Sama halnya dengan jalan lepas hambatan, lurus dan mulus, maka kendaraan lalu-lalang dengan lancar diatasnya. Hal itu tidak akan pernah terjadi, jika relasi dari satu pihak dengan pihak yang lain tidak didasari sebuah kepercayaan.

Kepercayaan itu bagai kawat besi. Janganlah kawat besi sampai bengkok. Kalau sudah bengkok, tak mungkin bisa lurus lagi. Jikapun lurus, tak mungkinlah lurus seperti sediakala.
Kepercayaan juga bisa diibaratkan dengan sebuah bangunan. Janganlah bangunan sampai rubuh. Sekalipun bangunan serupa bisa didirikan lagi di tempat yang sama, namun bangunan lama sudah tak mungkin kembali lagi.

Demikian juga dengan nilai sebuah kepercayaan. Janganlah sebuah kepercayaan sampai ternoda. Jika hal itu sampai terjadi, sekalipun bisa dimaafkan, tak mungkin nilai sebuah kepercayaan kembali lagi seperti sediakala. Relasi mungkin akan tetap terjalin, namun nilai kepercayaan yang sudah terbangun dengan baik sudah sempat ternoda.

Baiklah setiap orang berusaha membangun relasi berdasarkan sebuah kepercayaan, dan merawat relasi itu dengan baik. Karena setiap orang akan menemukan hal-hal baik, dari sebuah hubungan yang baik. Dan tentu saja akan menguntungkan bagi siapapun, saat relasinya telah sampai pada tingkat saling percaya satu sama lain.

SALAM GEMILANG

Kamis, 13 September 2018

PARTAI YANG SENANG MEMBAJAK KADER


Maraknya berita perpindahan kader Partai Demokrat ke partai lain, oleh Partai Demokrat peristiwa itu dianggap sebagai peristiwa bajak membajak. Wajar saja Partai Demokrat mengungkapkan itu, karena memang beberapa kader unnggulan mereka di beberapa daerah, memilih mendukung pasangan Jokowi - Ma'ruf di Pilpres 2019 mendatang.

Politisi PDI Perjuangan Aria Bima mengatakan, tindakan sejumlah kader Partai Demokrat yang memilih mendukung paslon capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf adalah hal yang wajar dalam sebuah kontestasi, khususnya kontestasi politik. Aria Bima bahkan menuding, Partai Demokrat jauh lebih ganas dalam hal bajak membajak kader dari partai lain.

Lebih lanjut Aria Bima mengangkat beberapa contoh, bagaimana saat Partai Demokrat menjadikan Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzy sebagai tim kampanye SBY pada pilpres 2014. Padahal, Gamawan sendiri maju saat pilgub Sumbar diusung dan dibiayai oleh PDIP. 
Hal yang sama juga terjadi pada Mardiyanto, yang diusung PDI Perjuangan saat maju pada Pilgub Jateng, dan kemudian menjadi Gubernur Jawa Tengah selama dua periode.Lalu menjadi tim pemenangan SBY saat pilpres.

Partai tidak seharusnya mempermasalahkan seorang kader melakukan perpindahan ke partai lain, apalagi menuding partai lain sebagai partai yang senang bajak membajak. Justru fenomena perpindahan kader, seharusnya menjadi evaluasi bagi internal partai.

Peristiwa itu harus dijadikan dasar untuk membenahi diri dari kemungkinan pindahnya kader ketingkat yang lebih banyak lagi. Perlu juga menjadi perhatian setiap partai, bagaimana sebuah partai mampu menghasilkan kader baru yang lebih berkwalitas, pasca berpindahnya kader ke partai lain.

Akan jauh lebih baik menjadi koreksi di internal partai setelah ditinggalkan kader sendiri, daripada membuat pernyataan-pernyataan aneh dan menuding partai lain dengan cap jelek dengan mencaci maki partai tempat dimana kader tersebut berlabuh.

Ungkapan "partai yang suka membajak kader dari partai lain" menjadi perbincangan hangat, setelah beberapa kader Partai Demokrat diketahui membelot dan mendukung Jokowi - Ma'ruf pada pilpres 2019. Mereka diantaranya, Gubernur NTB Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB), mantan Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar dan Gubernur Papua Lukas Enembe. Tentu saja ada alasan penting, mengapa kader Partai Demokrat itu memilih mendukung Jokowi - Ma'ruf di pilpres mendatang. 

Hal itu juga memberi pelajaran berharga bukan saja kepada partai sebagai lembaga, tetapi juga kepada setiap orang sebagai pribadi, untuk lebih kritis dalam menentukan pilihannya, karena satu suara yang diberikan saat pemilu, adalah hal yang akan menentukan arah negara, menuju masa depan yang lebih baik.

SALAM GEMILANG

Rabu, 12 September 2018

CERITA DARI TIGA BALATA


Tiga Balata, kota kecil di Kabupaten Simalungan Provinsi Sumatera Utara, kota yang teduh, tenang dan jauh dari kebisingan. Demikian aku menggambarkan, setiap aku teringat pada kota kecil ini. Sebagai kota asal bagi perantau yang terlahir disini, kota ini sudah pasti menjadi sebuah kenangan yang indah, dan menjadi sasaran puja puji.

Secara umum, penduduk Tigabalata dan sekitarnya hidup dari hasil pertanian. Sekalipun ada penduduk sebagai aparatur negara, jumlahnya tidaklah seberapa, karena instansi pemerintahan di kota ini tergolong sangat kecil jumlahnya. Selebihnya, penduduk Tigabalata dan sekitarnya juga bekerja menjadi karyawan di perkebunan serta menjadi masyarakat yang bekerja secara serabutan.

Sebelum diganti menjadi perkebunan kelapa sawit, dulunya Tigabalata dikelilingi perkebunan teh. Mulai dari Simpang Parmonangan, Sibunga-bunga sampai Hutaurung semua itu adalah wilayah perkebunan teh. Tetapi kini semua telah berubah. Tidak adalagi kebun teh, melainkan kebun kelapa sawit.

Mayoritas penduduk Tigabalata didiami masyarakat etnik Batak Toba, kemudian Batak Simalungun lalu etnik Jawa dan sebagian kecil etnik lain. Mereka tersebar diberbagai tempat di sekitar Tigabalata, dan telah memeluk agama Kristen, Katolik dan Islam. Walaupun ada, tak seberapa penduduk yang masih memeluk agama tradisional.

Hal yang unik dari kota kecil ini adalah, gelar pasar tradisional yang hanya terselenggara sekali dalam sepekan. Kalaupun dua kali, satu diantaranya hanyalah pasar yang bersifat asal ada. Artinya, komoditi yang dijual sebagai kebutuhan pasar tidaklah selengkap saat pasar utama digelar.

Dengan demikian, kota ini akan tampak hiruk pikuknya kala pasar tradisional sedang berlangsung, yaitu pada hari Jumat setiap pekannya. Selebihnya, hari demi hari akan terasa sepi.

Sekalipun kota ini tergolong sepi, namun kendaraan terus lalu lalang melalui kota ini. Kota kecil ini menjadi salah satu lintasan jalan provinsi, yang terkenal dengan sebutan jalan "Antar Lintas Sumatera". Kendaraan yang lalu lalang itulah, sesekali dengan berani memecah keheningan, melintas lalu pergi, kemudian meninggalkan kota Tigabalata seolah tak peduli.

Selain itu, kota kecil ini juga disebut dengan "Balata Pokkan" ( baca - Balata Pekan). Kata pekan ditambahkan, untuk lebih menegaskan wilayah mana yang hendak diberitahukan. Dengan menyebut Balata Pokkan, orang-orang sekitar akan mengetahui bahwa yang dimaksud adalah Tigabalata, tempat pasar tradisional diselenggarakan setiap pekan.

Sekecil apapun Tigabalata, kota ini tentu sangat dicinta oleh masyarakatnya dan akan selalu dirindukan oleh perantaunya. Relasi antar masyarakat yang berdasarkan asas kekeluargaan yang kuat, membuat kerinduan setiap perantau terus meninggi lalu melahirkan keinginan untuk kembali pulang dan berinteraksi di kampung halamannya ini.

Kampung halaman adalah sebuah tempat dimana berbagai peristiwa bisa tercipta, dan menjadi alat yang baik untuk digunakan dalam mengenang peristiwa masa silam. Ia menjadi tempat tujuan pulang dari perantauan, tempat yang selalu dirindukan saat keinginan pulang kampung belum sempat terwujud.

Sekalipun aku bukan putera daerah Tigabalata, namun tak sedikit kenanganku tinggal di kota ini. Dengan tak menapikan unsur lain, cinta adalah salah satu alasan mengapa aku harus berhubungan dengan Tigabalata. Karena urusan asmara, kemudian aku sering melintas di kota ini, sehingga aku mengenalnya lebih banyak.

Dari kota ini aku mendapatkan salah satu anugerah terbesar, dimana aku bertemu dengan tulang rusukku, yaitu wanita yang hingga kini mendampingi aku. Inilah salah satu peristiwa besar hidupku, dimana kota Tigabalata masuk menjadi salah satu warnanya. Dari kota ini, aku menambah dua lagi orang tua bagiku, ayah dan ibu mertuaku, kakek dan nenek dari anak-anakku.

Sekian dan Terimakasih ... 

SALAM GEMILANG