Selasa, 22 Mei 2018

PRO KONTRA BUDAYA SALING MENIKAH DITENGAH KETURUNAN TOGA SIHOMBING


Sejarah atau peristiwa yang telah terjadi pada masa lalu, seringkali tidak relevan dengan situasi atau iklim pada saat ini. Situasi pada masa kini tentu saja menjadi bahan pertimbangan, mengapa sejarah atau peristiwa pada masa lalu menjadi tidak relevan untuk dibahas, mengingat situasi pada masa itu sudah sangat jauh berbeda dengan situasi pada saat sekarang ini, dan peristiwa masa dulu tak mungkin kembali lagi seperti pada saat peristiwa itu belum terjadi.

Demikian pula sejarah yang terjadi pada Toga Sihombing, dimana keturunannya sudah saling menikah sejak dahulu kala. Tentu saja hal itu terjadi, oleh karena berbagai alasan yang sangat masuk akal. 
Bisa saja terjadi karena jauhnya jarak pemukiman penduduk yang satu dengan pemukiman penduduk lainnya. Bisa juga karena di dalam wilayah pemukiman itu, tidak ada penduduk lain selain keturunan Toga Sihombing. Hal ini dimungkinkan menjadi alasan yang bisa sampai pada logika, mengapa Keturunan Toga Sihombing pada zaman itu akhirnya memutuskan untuk saling menikah. 

Mencari informasi untuk menemukan keakuratan data dari semua alasan yang ada, rasanya sangat sulit untuk menemukan titik temu, mengingat informasi yang beredar ditengah masyarakat khususnya ditengah Keturunan Toga Sihombing, tidak mengarah kepada satu pemahaman melainkan mengarah kepada pemahaman yang berbeda. 

Disamping itu ... tidak ditemukannya peninggalan-peninggalan sejarah sebagai bukti, memungkinkan setiap orang untuk membenarkan informasi yang ia dapatkan, sesuai dengan perspektif dan kepentingan masing-masing

Tentu saja pro dan kontra terjadi, karena situasi pada masa silam sudah tidak sama dengan saat sekarang ini. Jarak yang sangat jauh, kini sudah begitu mudah dicapai dengan kemajuan tehnologi dibidang transportasi. 

Kalau dulu sulit menemukan penduduk diluar keturunan Toga Sihombing, saat sekarang sudah tidak seperti itu lagi. Seluruh Keturunan Toga Sihombing, harus mengakui bahwa mereka telah mengenal banyak orang yang bukan keturunan Toga Sihombing.

Kami adalah salah satu dari sekian banyak orang, yang tidak setuju untuk melanjutkan budaya saling menikah diantara Keturunan Toga Sihombing. Dan paham itu telah kami terapkan kepada anak keturunan kami, dan kami patut bersyukur karena mereka tidak melanjutkan budaya itu. 

Tetapi kami tetap arif dalam menyikapi peristiwa itu, karena peristiwa itu sudah terjadi sejak dulu dan berlangsung secara turun-temurun. Dengan cara itu kami akan menemukan ketenangan batin, tanpa harus menyalahkan semua yang telah terjadi.

Perlu kami beritahukan ... bahwa kami tidak anti, sekalipun kami tidak setuju dengan budaya saling menikah diantara Keturunan Toga Sihombing. Tidak ada alasan bagi kami untuk melarang itu, karena memang tidak ada regulasi yang melarang melakukan itu. 

Disamping sudah banyak contoh, tidak juga ada hal yang salah jika hal itu dilakukan. Jadi ... tidak ada alasan untuk anti, walau sebenarnya kami tidak sepaham.

Perlu juga diketahui, bahwa mereka yang masih menjunjung tinggi paham itu, tidak semuanya melakukan pernikahan sesama Keturunan Toga Sihombing. Oleh karena itu, sebaiknya semua orang berusaha untuk saling mengerti terhadap paham-paham yang ada.

Sehingga paham yang berbeda, akan tumbuh menjadi sesuatu yang indah dan berkembang menjadi situasi yang nyaman, damai dan sejahtera di tengah masyarakat khususnya ditengah kalangan Keturunan Toga Sihombing ... !!!

SALAM GEMILANG